PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM DEKAP PANDEMI 19
MEMBANGUN
INDONESIA MELALUI DUNIA PENDIDIKAN
DENGAN PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN YANG EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN
Tepatnya tanggal 17 Agustus 75 Tahun silam, Ir,Soekarno,Hatta
membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan RI pertanda terbebas dari belenggu penjajah.
Sejarah panjang rakyat Indonesia lewati dalam derap penderitaan selama 3,5
abad. Rasa lapar meronta secuil roti, menganga tenggorokan mengiba seteguk air penebus
dahaga tak kunjung tiba, justeru gagang senjata mendarat ditubuh kurus adalah penebusnya,
diseret ke ladang bercocok tanah ditengah panas surya rintihan jawaban, bahkan
tak tanggung- tanggung di buang ke hutan jadi santapan satwa liar. Sunguh malang nasib generasi masa silam perjuangkan
kemerdekaan RI.
75
tahun sudah umur kemerdekaan Indonesia, sejarah meraih kemerdekaan tidak
kemudian hanya menjadi dongeng pengantar sibuyung terlelap tidur,oww.. sungguh bukanlah
tipikal generasi penerus bangsa dalam
mengisi kemerdekaan. Cita dan asa
kemerdekaan tidak menuntut generasi penerus harus kokang senjata melakukan agresi terhadap negara yang pernah
menjajah sebagai ekspresi balas
dendam atas kekejaman mereka. Tidak,tidak dengan kekerasan, justeru harus
tampil kepermukaan dengan segenap prestasi
level Internasional disegala bidang Iptek.
Sekali
lagi, berbagai cara mengisi kemerdekaan diantaranya, pengembangan bidang
ekonomi sebagai upaya menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
penegakkan hukum dalam upaya meminimalisir
kriminalitas dan tindak diskriminatif,
menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI dengan cara menciptakan stabiliitas negara dari ancaman dalam
dan luar negeri. Tak kalah penting yaitu menciptakan iklim pendidikan konstruktif sebagai sarana mencerdaskan generasi
bangsa sebagaiman amanah UUD 1945. Pendidikan menjadi prasarat utama dalam mendorong
progress pengembangan potensi dan kreativitas generasi yang nantinya memiliki daya saing tinggi di
mata hati dunia Internasional. Dengan demikian Indonesia tidak lagi di pandang
sebelah mata.
Meski disadari HUT RI ke-75 negara
Indonesia tidak dalam kondisi sterill dari wabah covid 19. Hal ini dimengerti sebagai bentuk ancaman terhadap keamanan
dan ketahanan negara Indonesia. iyaa.. mau tidak mau, suka tidak suka, konsekuensi logis dari covid 19 menerpa seolah“setiap orang ancaman dan setiap tempat
bencana”hehehe… Covid 19 benar- benar mencederai semangat Bhineka Tunggal Ika.
Apatis terhadap realitas riel , sama halnya menelantarkan pendidikan generasi penerus
bangsa. Hmmm…bisa dibayangkan apa jadinya
generasi penerus bangsa jika pandemic
melanda hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Achh,! sungguh memprihatinkan
nasib pendidikan generasi seolah dipersimpang jalan.
Pendidikan
generasi di arus pandemic dewasa ini tengah
melanda Indonesia, tentu menghendaki adanya formula
alternative, solusi konkret sebagai
sarana proses pembelajaran. Oleh karena pandemic
merupakan sebuah masalah menggerogoti urat nadi pendidikan, maka konteks ini dapat diinternalisasi dengan mengutip proses kelahiran manusia menurut Imam Al-Ghazali. Menangis(masalah), hal pertama yang dilakukan
bayi ketika terlahir ke dunia. Pun covid 19
dipahami sebagai masalah, sejatinya disikapi dengan positif, semisal siswa
dapat mengakses pembelajaran online. Pembelajaran daring memang terkesan dipaksakan pada
generasi di era kontemporer untuk
melek informasi dan tidak gagap tekhnologi
E-Learning
merupakan sesuatu yang baru untuk pertama kalinya di laksanakan pada pendidikan
formal tingkat SMA,SMP,SD se-Indonesia. Dalam pembelajaran online kiranya sederetan problema
harus ditanggulangi pihak sekolah. Para guru dipacu oleh kepala Madrasah untuk
lebih gesit menyikapi situasi sulit yang terjadi. Belum selesai mengatasi
masalah internal civitas Madrasah, diperhadapkan
lagi dengan problem kemampuan siswa mengoperasikan
android. Bisa dibayangkan betapa
sulit dan repotnya menghadapi anak- anak di daerah pelosok yang jauh dari
jangkauan jejaring internet berikut gaptek. Meski demikian tidak menyurutkan
semangat kinerja para guru untuk selalu dan selalu menemukan formula baru sehingga anak- anak dapat
mengikuti E-Learning dengan senang hati
dalam koridor protocol kesehatan.
MTs.N
2 Flores Timur pada awal pemberlakuan E-learning
menuai keberatan peserta didik pun penolakan dari wali murid, bertambah lagi masalah
yang harus segera penyelesaiannya. Di bawah kepemimpinan kepala Madrasah, Moh.Ismail,S.Ag, segenap problema pembelajaran daring dapat ditanggulangi secara maksimal. Bimbingan terhadap guru, para
siswa selalu di dipandu cara mengoperasikan
android. Tidak cukup sampai disitu, beliau selalu memotivasi layaknya energy
positif tercipta inspirasi.
pembejaran Daring dapat dilaksanakan
dengan baik. Penuh antusias para guru
melakukan kunjungan ke tempat kelompok belajar siswa sesuai daerah tinggal yang
telah dibentuk oleh wali kelas dengan tetap mematuhi protocol kesehatan.
Perasaan terharu ketika wali murid
menginformasikan siswa yang tidak konsentrasi,
atau yang tidak berseragam saat mengikuti daring
kelompok dari rumah. desakan siswa menagih bahan belajar, soal, yang telat diposting oleh guru mapel di menu E-learning, dan tak kalah menggugah
nalar kesadaran ketika para guru visit home mendapati wali murid tengah
mendampingi hinga selesai anak- anaknya dalam E-Learning kelompok.
Menempuh
Metode ,Mengubah Kesulitan,
75-RI
BERANI
BELAJAR, BERANI BERPIKIR
MERDEKA.!
MTs.N
2 Flotim
Peserta lomba nomor 21
BalasHapusKeren keren keren om Jay ,setiap harimdnulis
BalasHapushehehe.. masih dalam proses belajar menulis
HapusMaaf peserta lomba nomor 22
BalasHapusTerima Kasih atas infornya Pak
HapusSelamat berjuang ...
BalasHapusOk.. siiiaaap
HapusTeruslah berkarya Guru........
BalasHapusKe
Siiiaaaap.
HapusSmoga mnjdi inspirasi para siswa.