‘’KESEHATAN’’ INDONESIA DI PERSIMPANG JALAN

 

’KESEHATAN’’

INDONESIA

DI

PERSIMPANG JALAN

Sebuah Negara yang belum mencapai satu abad kemerdekaan telah menghadapi guncangan dan ancaman dari dalam dan luar negeri diberbagai bidang kehidupan. Dimasa awal kemerdekaan, terjadinya pemberontakan yang ingin mengubah pancasila sebagai ideology negara dengan ideology  selain Pancasila, pun gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Seiring perjalanan waktu berbagai upaya maksimal dilakukan, stabilitas negara dapat dikendalikan hingga terjadinya peralihan Presiden Ir,Soekarno ke Soeharto.

Masa kePresidenan Ri dibawah pimpinanan Soeharto, Indonesia tampak kondusif, hingga terjadinya Krisis Moneter melanda Indonesia yang berakibat merebaknya berbagai aksi demonstrasi dipelopori kalangan Mahasiswa seIndonesia pada tahun 1998 menuntut Soeharto untak menanggalkan kursi jabatan kepresidenannya karena dianggap melakuan penyelewengan terhadap anggaraan negara untuk kepentingan keluarga Cendana.

Peralihan Presiden Soeharto kepada Wakil Presiden yang pada waktu itu adalah, BJ.Habibi,(Almr), Merancang dan melaksanakan program kerja, berikut manuver politik mumpuni, Perekonomian Indonesia tampak mengalami progress perubahan signifikan, krisis moneter kala itu dapat ditanggulangi, namun disaat bersamaan, Indonesia harus rela melepas salah satu propinsinya keluar dari NKRI, adalah Propinsi Timor Timur/Dili,(hari ini menjadi sebuah negara baru merdeka Timor Leste). Waktu terus beredar pada rotasinya dan Indonesia yang menganut system pemerintahan demokrasi melaksanakan pesta rakyat setiap lima tahun sekali untuk memilih dan mengangkat presiden/wakil presiden yaitu setelah kepemimpinan BJ Habibi, 01 RI untuk pertama kalinya dalam catatan sejarah pemerintahan negara Indonesia dipimpinan oleh kalangan kaum perempuan adalah Megawati Soekarno Putry.

Penerapan system  Demokrasi di Indonesia berjalan dalam koridor regulasi, peralihan kursi kepresidennan terus bergulir setiap lima tahun sekali, sampai pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi periode 2019- 2024. Baru seumur jagung dan belum lagi sempat melaksanakan program kerjanya, diperhadapkan pada suatu kondisi yang juga melanda seantero negara di dunia, merebak dan menyebarnya Covid 19. Kondisi ini menghendaki dikeluarkannya kebijakan yang tentunya sangat dilematis. Tak dapat disangkal terjadi polemic hebat dikalangan politisi, penyelenggara ekonom, penegak hukum, penyedia jasa transportasi, bahkan sangat memprihatinkan adalah terjadinya tekanan psikologi umat manusia di Indonesia dihantui kepanikan pun ketakutan. Seolah setiap orang menjadi ancaman dan setiap tempat adalah bencana”. kurang lebih seperti itu potret kehidupan masyarakat Indonesia hari ini.

Sederetan Asumsi memberikan penafsiran terhadap kondisi ini, sebagian menganggap sebagai ajang politik yang sedang diperagakan negara- negara maju untuk menghegemoni dan mengendalikan negara- negara berkembang. Sebagian yang lain menuding kerjasama beberapa negara untuk menguasai pasaran dunia. Bahkan tak tanggung- tanggung sebagian memandang sebagai rekayasa Manipulasi  Publik.  asumsi tersebut tidak kemudian sebagai legitimasi kebenaran, akan tetapi dapat dijadikan reverensi ruang diskursus akademik. Sekali lagi situasi dan kondisi ini kiranya dapat dianalisis dan dikritisi bahwa Covid 19 merupakan suatu kenyataan yang sedang terjadi melanda berbagai belahan negara di dunia. Adalah upaya untuk meningkatkan animo masyarakat dunia untuk membeli produk obatan yang pada adasarnya telah dipersiapkan sebagai penangkal virus tersebut. asumsi sederhana ini dengan mengamati perangkat  sofwer pada computer akan selalu terinveksi virus sehingga computer cenderung lelet bahkan rentan error jika tidak di Update dengan Smadav, Afira Afg atau anti virus lainnya. Virus pada computer ada yang membuatnya, yang tentunya telah menyediakan anti virusnya.

Membicarakan kepemimpinan Jokowi periode ke-dua tentu sedikit banyak menyinggung panggung Globalisasi yang oleh para pemikir mendefenisikan sebagai dunia diibaratkan  layaknya sebuah desa kecil karena percepatan arus taransportasi darat, laut, maupun udara berikut kemajuan informatika memperdekat interaksi antar sesama dalam waktu relative singkat meski disekat ruang dan waktu, pun evolusi pemikiran manusia menuju tingkat kematangan. Globalisasi dengan berbagai varian kemajuan tekhnologi mutakhir justeru seringkali menjadi ancaman serius bagi populasi manusia di jagad raya. Katakana saja akulturasi budaya tersebar melalui media massa elektronika dapat dengan mudah diserap oleh penduduk negara lain yang senyatanya tidak relevan dengan spirit budaya local suatu daerah di negara tertentu . Pola konsumsi makanan pun cenderung mengesampingkan makanan khas negara asal, heheheee konon katanya trend mode. Singkat kata singkat cerita bahwa globalisasi memberikan kemudahan diberbaga bidang kehidupan  yang tanpa disadari menyeret umat manusia pada pola hidup instant dan konsumtif yang efek selanjutnya membentuk pola hidup individualstic hedonis.

75 tahun sudah usia kemerdekaan Indonesia, dilihat dari rentang usia warga negara di dunia rata- rata 72 tahun, dengan demikian usia kemerdekaan RI tidak hanya sekadar muda melainkan telah dewasa. Kematangan usia NKRI semakin susah menemukan semangat juang generasi dan loyalitas tinggi layaknya generasi tahun 45. Apa yang akan mereka generasi tahun 45 katakan Indonesia dewasa ini dalam banyak segi beyond imagination- tidak terbayangkan. Meski masih terbelakang dalam bidang tertentu, pencapaian Indonesia kontemporer tetap membanggakan. Tanpa harus merinci kemajuan dalam lapangan kehidupan yang beyond imagination, Indonesia berada pada posisi penuh harapan dan menjanjikan. Menjelang 100 Tahun kemerdekaan  pada tahun 2045( 25 tahun mendatang), Indonesia diyakini menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat atau kelima di dunia.

Indonesia hari ini cukup diperhitungkan pada dunia internasional, meski demikian Indonesia tampak sulit bebaskan diri dari gejolak covid 19. Lagi dan lagi panic dan takut menguasi, ach…bisa dibayangkan apa jadinya jika masyarakat terserang tendensi psikologis, belum cukup sampai disitu diperhadapkan lagi pada sederetan prosedur juga regulasi tidak kunjung akhir yang pada efek selanjutnya masyarakt dihimpit kebingungan. kesulitan pemenuhan kebutuhan hidup semisal sembako, harus menaggung biaya kesehatan yang regulasi kekinian tidak melayani dengan SKTM(Surat Keterangan Tidak Mampu) dari desa. Indonesia bukan negara pertam bukan juga negara terakhir terserang virus corona, akan tetapi proses pencegahan terbilang lamban.

 

 

 

 

 

                                                                  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBELAJARAN TATAP MUKA

PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM DEKAP PANDEMI 19